Penulis : Junie
Minggu, 1 September2016
KRUCIL – Guru SMPN 1 Krucil, Tri Firasatiningrum mengajak semua guru di Kabupaten Probolinggo untuk menjadi guru yang profesional. Terlebih guru bertugas mendidik dan mengajar. Hadapi murid dengan penuh kesabaran, keramahan dan situsional.
“Untuk menjadi guru yang sukses, kuncinya harus sabar, telaten dalam menghadapi murid, tidak menutup diri dan selalu berusaha mengikuti perkembangan yang ada, terlebih dengan kemajuan teknologi akhir-akhir ini,” kata istri Adi Suryono ini.
Perempuan kelahiran Probolinggo, 19 Agustus 1969 ini mengaku, sangat terkesan bila mendengar murid yang dulunya berperilaku menyimpang bisa menjadi orang atau tokoh masyarakat yang baik atau menjadi orang-orang yang sukses.
“Menjadi guru merupakan cita-cita dan keinginan sejak kecil. Sehingga saat masih sekolah, saya selalu termotivasi untuk selalu memperoleh hasil terbaik. Alhamdulillah, cita-cita dan keinginan orang tua bisa terwujud,” jelas guru yang hobi membaca dan menari ini.
Anak ketiga dari lima bersaudara pasangan Aris Siswanto dan Nuryani ini menceritakan, memiliki suka dan duka selama menjadi guru. Sebagai guru ia merasa senang dan bahagia bila murid-murid rajin, patuh, tertib dan yang lebih menyenangkn lagi bila ada murid yg berperilaku menyimpang. Setelah didekati dan dinasehati dia bisa menunjukkan perubahan tingkah laku yang positif.
“Kami juga senang bila mendengar keberhasilan mereka dalam kehidupannya. Dukanya, kami dihantui rasa takut bila menghadapi murid yang nakal karena kami sering dengar guru dipolisikan gara-gara orang tua murid tidak terima perlakuan guru walaupun demi kebaikan anaknya,” pungkasnya. (wan/Junie)
Minggu, 1 September2016
KRUCIL – Guru SMPN 1 Krucil, Tri Firasatiningrum mengajak semua guru di Kabupaten Probolinggo untuk menjadi guru yang profesional. Terlebih guru bertugas mendidik dan mengajar. Hadapi murid dengan penuh kesabaran, keramahan dan situsional.
“Untuk menjadi guru yang sukses, kuncinya harus sabar, telaten dalam menghadapi murid, tidak menutup diri dan selalu berusaha mengikuti perkembangan yang ada, terlebih dengan kemajuan teknologi akhir-akhir ini,” kata istri Adi Suryono ini.
Perempuan kelahiran Probolinggo, 19 Agustus 1969 ini mengaku, sangat terkesan bila mendengar murid yang dulunya berperilaku menyimpang bisa menjadi orang atau tokoh masyarakat yang baik atau menjadi orang-orang yang sukses.
“Menjadi guru merupakan cita-cita dan keinginan sejak kecil. Sehingga saat masih sekolah, saya selalu termotivasi untuk selalu memperoleh hasil terbaik. Alhamdulillah, cita-cita dan keinginan orang tua bisa terwujud,” jelas guru yang hobi membaca dan menari ini.
Anak ketiga dari lima bersaudara pasangan Aris Siswanto dan Nuryani ini menceritakan, memiliki suka dan duka selama menjadi guru. Sebagai guru ia merasa senang dan bahagia bila murid-murid rajin, patuh, tertib dan yang lebih menyenangkn lagi bila ada murid yg berperilaku menyimpang. Setelah didekati dan dinasehati dia bisa menunjukkan perubahan tingkah laku yang positif.
“Kami juga senang bila mendengar keberhasilan mereka dalam kehidupannya. Dukanya, kami dihantui rasa takut bila menghadapi murid yang nakal karena kami sering dengar guru dipolisikan gara-gara orang tua murid tidak terima perlakuan guru walaupun demi kebaikan anaknya,” pungkasnya. (wan/Junie)
