Jakarta, infobreakingnews - Ujungnya Aksi unjuk rasa Gerakan Nasional Mengawal Fatwa MUI yang berakhir ricuh Jumat (4/11) tak diharapkan oleh polisi. Sebanyak 21 mobil polisi rusak akibat aksi yang awalnya damai dan diikuti sekitar 200.000 massa itu.
Kerusuhan justru terjadi setelah batas waktu demo melampui jam 18.00 wib membuat aparat bergerak cepat mengendalikan sebagian masa yang mulai terbakar hasutan penyusup dalam demo yang besar jumlah.
"Enggak diharapkan terjadi pembakaran kendaraan petugas. Ada 3 dibakar, 18 rusak dilempar batu, perusakan menimpa pada kendaraan dinas negara yang dibeli dari uang rakyat Indonesia yang membekali petugas untuk dinas," kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri Jakarta Sabtu (5/11).
Juga ada kendaraan TNI yang dirusak di TKP. Lalu ada 8 anggota TNI-Polri yang terkena lemparan massa. Hal ini merupakan bukti dahsyatnya serangan dari pengunjuk rasa yang anarkistis.
"Ada petugas yang bagian wajahnya hampir hancur diselamatkan rekannya. Kendaraan angkutan pasukan juga dibakar. Dari 21 kendaraan dirusak itu, 3 kendaraan dibakar termasuk kendaraan dari TNI juga dibakar," lanjut Boy.
Buntut peristiwa tadi malam ada 10 orang yang masih diperiksa. Usia mereka beragam 16, 31, 20, 21, 17, 25, dan 24 tahun. Mereka berasal dari NTB dari Pulau Jawa di luar Jakarta. Mereka adalah pendatang yang hadir di lokasi.
"Mereka masih diambil keterangan nanti dilihat 1x24 jam ada unsur pidana atau enggak. Kami minta alim ulama meredam, ada kelompok ingin damai, ada juga yang ingin rusuh. Ini baju dari bajunya sudah kelihatan, ulama atau tidak," sambungnya.
Sampai saat ini aparat masih terus menyelidiki para perusuh apalagi Presiden Joko Widodo menyebutkan adanya segelintir aktor politik busuk yang dibalik aksi pembakaran itu. *** Candra Wibawanti.