Jabar Bidik Pasar Kerajinan Global

SJO, BANDUNG–Kerajinan menjadi salah satu komoditi non migas yang berkontribusi pada perkembangan ekonomi nasional. Menurut catatan Kementerian Perdagangan, di tahun 2014 ada ekspor produk kerajinan ke pasar ASEAN sebesar 14,11% yang nilainya 27,8 juta US Dollar. Untuk pasar internasional, ada peningkatan 3,86% yang nilainya mencapai 674,34 juta US Dollar.

Disampaikan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat Netty Heryawan pada pembukaan Pameran Pelangi Nusantara dengan tema Craft Vaganza di Graha Manggala Siliwangi, Rabu (14/12/16).

“Ini membuktikan kerajinan memang betul sesuatu yang sangat diminati,” lanjutnya.

Namun nyatanya, Netty melihat dampak dari era globalisasi saat ini secara tidak sadar ternyata pasar tradisional dan di rumah bahkan gaya hidup kita sudah “dijajah” oleh produk-produk berasal dari luar negeri seperti yang diungkap Naomi Klein dalam bukunya The Silent Take Over. 

“Jadi tanpa sadar dengan situasi negara semakin borderless saat ini yang dipengaruhi oleh kekuatan pasar,” tegasnya.

Netty sangat bersyukur ketika kemudian ada begitu banyak orang yang mempunyai komitmen untuk melakukan pembinaan dan mengembangkan produk-produk kerajinan unggulan asli Indonesia, khususnya Jawa Barat. Oleh karena itulah kita harus membangun sebuah benteng, bagaimana kita dapat membangun sebuah potensi dan kepercayaan pada masyarakat. Dengan menawarkan produk-produk yang memenuhi selera mereka, salah satunya dengan Pameran Pelangi Nusantara ini.

Perwakilan Badan Pengurus Pusat Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) Pusat, Peter mengatakan Asephi merupakan wadah dari para perajin baik produsen maupun eksportir. Dengan mempunyai misi memberikan peluang pengusaha kerajinan seluruh Indonesia untuk meningkatkan pemasarannya melalui pameran baik di Indoensia maupun di luar negeri.

“Tentunya Asephi pusat memberikan apresiasi pada pelaku usaha di Jawa Barat untuk mempromosikan produk unggulan kerajinan Jawa Barat di Pameran Pelangi Nusantara ke-4,” ujar Peter.

Melalui pihak perbankan yang menjadi mitra UMKM khususnya Bank BRI, Netty berharap dapat memberikan sejumlah pelatihan peningkatan kapasitas pelaku usaha, membuat pelatihan tentang pengenalan produk perbankan yang dapat diakses oleh UMKM dan memberikan pelatihan tentang pengembangan bisnis.

“Sehingga kita dapat berkontribusi menurunkan berbagai angka permasalahan sosial,” pungkasnya.

Ketua Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft (Asephi) Jawa Barat, Hedy Yamasari mengatakan Pameran Pelangi Nusantara 2016 diikuti oleh 112 stand yang terdiri dari 80% produsen handicraft, fashion dan kuliner mulai dari 14–17 Desember 2016. Produk yang dipromosikan merupakan hasil pengrajin yang berbasis budaya Indonesia, khususnya Jawa Barat. Diharapkan dapat menembus pasar global sehingga dapat mengembangkan produksi craft di ranah internasional.(*)

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :