Jakarta, Info Breaking News - Penjualan ritel modern diperkirakan naik 10 persen-15 persen menjelang Natal dan tahun baru 2018, dibandingkan bulan-bulan lainnya. Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengatakan berdasarkan tren tahunan, penjualan ritel modern memang mengalami kenaikan ketika Lebaran, Natal dan Tahun Baru.
Untuk Natal, konsumen biasanya membeli produk makanan dan minuman seperti biskuit, sirup, dan kue kering. Produk tersebut dibeli cukup banyak dan digunakan juga untuk persiapan tahun baru.
Ia mengatakan pengusaha ritel memang berharap terjadi kenaikan penjualan menjelang Natal dan Tahun Baru karena pada bulan sebelumnya, penjualan ritel terus melambat karena perubahan daya beli konsumen dari yang suka belanja menjadi suka travelingdan kuliner.
"Menjelang Natal tahun ini dan memasuki Tahun Baru 2018, penjualan ritel modern diproyeksikan naik 10 persen-15 persen," ujar dia kepada Investor Daily, di Jakarta, belum Lama ini.
Ia mengatakan beberapa pemain ritel sudah menambah stok produk atau barang di gerai masing masing. Penambahan produk tersebut sudah dilakukan di awal bulan Desember ini.
Roy menuturkan sepanjang tahun 2017, penjualan ritel modern memang menurun karena perubahan perilaku konsumen. Ia memperkirakan penjualan ritel tahun 2017 hanya tumbuh 7 persen dengan nilai mencapai Rp 220 triliun.
Ia menjelaskan beberapa pemain ritel juga banyak yang menutup gerainya seperti Seven Eleven, Lotus dan Matahari Department Store.
"Tahun 2017 memang tahun yang cukup berat bagi ritel modern," ujar dia.
Ia menjelaskan Aprindo sangat menunggu langkah pemerintah untuk mendorong penjualan ritel, seperti mempercepat realisasi belanja negara dan mengatur pajak online karena selama ini transaksi online belum dikenakan pajak.
Aprindo juga berharap pemerintah tidak menaikkan harga energi terutama harga listrik.
"Semoga tahun depan, pemerintah mengambil langkah yang tepat untuk mendorong penjualan ritel," ujar dia.*** Yanna Achbarie.
