Kesenian Ronjengan diharapkan jadi ikon Krejengan

KREJENGAN,Festival musik tradisional Ronjengan, Minggu (10/09/2018) pagi menjadi penanda semarak selamatan desa (kadisah) Krejengan tahun 2018. Seperti pelaksanaan pada tahun-tahun sebelumnya kadisah desa Krejengan juga selalu berbarengan dengan giat menyambut pergantian tahun baru Hijriyah 1 muharrom.




Seiring sukses pelaksanaan festival seni musik yang hampir punah tersebut, tak ayal Pemerintah Desa Krejengan pun menuai banyak apresiasi dan motivasi dari berbagai pihak yang hadir dalam gelaran tersebut.

Salah satu motivasi datang dari anggota Komisi D DPRD Kabupaten Probolinggo Hj Masruro, yang terlihat sangat menikmati tiap penampilan grup Ronjengan itu. Bahkan ia tidak segan – segan untuk menari dan bernyanyi bersama ibu – ibu tua personil grup Ronjengan.




“Alhamdulillah sekali lagi desa Krejengan sukses menjadi pelopor di wilayah Kecamatan Krejengan dan di Kabupaten Probolinggo. Kali ini dalam bidang sosial budaya yang mana menurut kami seni budaya Ronjengan ini sangat layak untuk kita angkat menjadi penunjang sektor wisata Kabupaten Probolinggo,” ungkap Masruro.

Terkesan dengan segenap penampilan grup Ronjengan ini, pihaknya berkenginan untuk membawa kesenian lokal yang hampir punah ini ke lingkup Kabupaten melalui Komisi D DPRD Kabupaten Probolinggo yang juga concern dalam bidang budaya dan pariwisata untuk sebisa mungkin ditindaklanjuti.

Apresiasi berikutnya disampaikan juga oleh Siman M.Pdi, selaku Peneliti Budaya pada Dewan Kesenian Probolinggo (Dekapro) yang saat itu juga bertindak selaku dewan juri. Atas nama Dekapro ia sangat mengapresiasi semangat masyarakat desa Krejengan untuk menghidupkan kembali seni budaya lokal yang boleh dikatakan hampir punah.




Hal ini menurut Pak Siman sesuai dengan interupsi pemerintah bahwa kita akan kembali ke karakter bangsa. dimana budaya ini adalah betul – betul budaya yang Adi Luhung atau budaya baik, karena menanamkan moral yang sesuai dengan kepribadian bangsa.

“Kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang terlibat yang masih mau menindak lanjuti dan “menguri – uri” budaya yang menjadi Jati diri bangsa kita. Budaya lokal itu adalah budaya bangsa yang Arif dan mengutamakan nilai spiritual, akhlak dan budi pekerti luhur. Budaya seperti inilah yg akan menangkis segala pengaruh negatif budaya barat,” kata Siman.

“Mudah – Mudahan desa lain akan mengikuti langkah ini, tidak hanya Ronjengan manakala disitu ada budaya tradisional warisan leluhur, gandeng generasi muda untuk bisa mengekspresikanya ke permukaan. Dewan kesenian selalu siap untuk memfasilitasi dan membina ke tingkat selanjutnya,” tandasnya.

Hal ini diamini oleh Nurul Huda Kepala Desa Krejengan. Disamping antusias masyarakatnya, dukungan ini memang sangat dibutuhkan, pasalnya pihaknya juga berharap seni tradisional Ronjengan ini bisa menjadi ikon Kecamatan Krejengan sekaligus Kabupaten Probolinggo. “Semoga festival musik tradisional ini bisa dibawa ke tingkat Kabupaten. Karena ini juga merupakan salah satu budaya warga masyarakat Kabupaten Probolinggo,” harap alumni Unzah ini.




Huda menambahkan bahwa pemerintah desa Krejengan bersama segenap elemen masyarakatnya bersepakat, disamping gencar dalam pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia pihaknya juga tidak akan pernah melupakan dan menghilangkan sejarah dan budaya lokal. Bahkan akan menjaga kelestarian tradisi desa Krejengan.

“InsyaAllah tahun ini kami berencana membuat sebuah taman desa dan akan kami upayakan disertai monumen Ronjengan untuk menandai adanya semangat baru ini. Semoga kami bisa mewujudkan hal itu bersama taggline baru kami yaitu “Krejengan desa yang berbudaya,” pungkasnya. (Trisianto)

REKOMENDASI PEMBACA :

Subscribe to receive free email updates: