Jakarta, Info Breaking News - Sejak ditahan KPK, hingga kini terpidana korupsi KTP-el Setya Novanto mengaku kesusahan mengembalikan kerugian negara. Apalagi kini Novanto masih terus mondar mandir kepersidangan sebagai saksi dalam kasus ponakannya Irvanto, dan saksi dalam perkara Bakamla Fayakhun, serta kasus PLTU 1 Riau yang masih dikembangkan KPK.
"Ya sulit betul sekarang saya rasakan, apalagi dalam posisi saya didalam masa tahanan ini, , dulu kalau ketua DPR mudah mencari uang," kata Novanto kepada Info Breaking News, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis 20 September 2018.
Saat ini keluarga Setnov berupaya menagih hutang-hutang kepada sejumlah koleganya. Namun, cara itu juga susah, lantaran tak semua temannya mau mengembalikan, karena melihat posisi Setnov sedang berada dibalik terali besi tahanan Lapas Sukamiskin Bandung.
"Ditagih juga pada susah, sehingga terpaksalah kami akan menjual asset yang ada untuk membayar uang pengganti kerugian negara itu." keluh Novanto.
Dari sinilah Setnov berharap agar pihak KPK mau secara sepakat agar pengembalian USD 7,3 Juta itu dikurs kan sama seperti tahun 2011 sebesar Rp 9000 an per dolar, sesuai dengan kurs saat peristiwa dia dituduh menerima uang haram e-KTP.
Istri Novanto, Deisti Astriani Tagor, belakangan ini tengah berkonsultasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terkait nilai kurs per dolar itu, termasuk juga meminta pertimbangan secara bijak dari KPK tentang rencana penjualan sejumlah asset berharga milik Setnov tersebut.
Sebelumnya, Novanto menyatakan bakal melunasi uang pengganti USD7,3 juta dikurangi Rp5 miliar yang sudah lebih dulu dititipkan ke penyidik KPK. Sisanya dibayar bertahap. Novanto mulai mencicil uang pengganti USD100 ribu pada Mei 2018, dan terakhir pada pekan lalu dimana Novanto membayar Rp 1 Miliar melalui pemindaan buku ke rekening milik KPK.
![]() |
Desti Tagor Yang Setia Menemani Setnov Dipersidangan |
"Doakan ya, semoga penawaran dari para calon pembeli asset yang mau dijual itu bisa berjalan lancar sehingga kami bisa membayar kerugian negara yang sudah diputuskan oleh pengadilan." kata Desti dengan raut wajah yang tetap menarik walau terlihat sinar matanya menyimpan beban yang sangat berat harus dipikulnya.
Dari pengalaman pahit ini Desti bisa merasakan banyak hikmah yang dapat ia petik, termasuk diantaranya Desti bisa merasakan mana teman yang hanya basa basi, dan mana sahabat sejati yang tetap memberikan support pada dirinya maupun pada Setnov dibalik terali tahanan yang akan dijalankannya untuk selama 15 tahun ini.
Dulu ketika suaminya berkuasa, rasanya hampir tiap hari ada saja orang yang datang entah dari mana saja yang meminta bantuan, pertolongan dan pinjaman uang dan lainnya, tapi kini semua hilang bagai ditelan alam, bahkan susah dihubungi untuk menagih utang yang dului dipinjamnya dari Setnov, belum lagi badai dalam bentuk sidak yang belakangan ini seakan tak berhenti di lapas yang mengincar sel yang sesunggguhnya tidak ada mewahnya, tapi terus dinyinyirin sejumlah media.
"Terimakasih buat sahabat sejatiku yang tetap mengunjungiku dan meberi support buat kami. Semoga kami tetap kuat dan semangat menjalani yang ada ini." kata Setnov dngan gaya khasnya selalu tersenyum renyah. *** Emil Simatupang.