Penulis : Ridwan
Senin, 05 Desember 2016
KRAKSAAN – Pemkab Probolinggo masih memiliki pekerjaan berat untuk menuntaskan pemberantasan buta aksara. Pasalnya, hingga saat ini masih ada 54.219 orang yang belum melek aksara. Sehingga, tahun depan telah dialokasikan anggaran sekitar Rp 1,2 miliar untuk pemberantasan buta aksara.
Rinciannya, Rp 500 juta untuk progam pemberantasan buta aksara. Sedangkan Rp 750 juta, konsentrasi pada alumni warga belajar (WB) atau biasa dikenal progam Pasma (Pasca Melek Aksara). Data yang dihimpun menyebutkan, sejak beberapa tahun terakhir, Pemkab Probolinggo mengalokasikan anggaran cukup besar untuk menuntaskan angka buta aksara.
Dengan anggaran yang besar, maka target penuntasan buta aksara juga tinggi. Anggaran yang dialokasikan pemkab melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) tahun depan, jelas lebih besar dari tahun ini. Tahun ini, hanya dianggarkan Rp 500 juta untuk menuntaskan 1.500 jiwa buta aksara.
Kabid Pendidikan Luar Sekolah, Olah Raga dan Kesenian Dispendik Kabupaten Probolinggo Priyo Siswoyo mengatakan, angka buta aksara di Kabupaten Probolinggo tetap menjadi perhatian serius tiap tahunnya. Hingga saat ini, tersisa 54.219 orang yang belum melek aksara.
“Tiap tahun tetap berusaha menuntaskan buta aksara,” katanya. Hanya saja, program tahun ini tidak melulu fokus pada penuntasan buta aksara. Tetapi, lebih pada peningkatan IPM di Kabupaten Probolinggo bidang pendidikan.
Dimana, pihaknya fokus pada program alumni buta aksara yang sudah mendapatkan Sukma (Surat Keterangan Melek Aksara). Termasuk tahun depan, juga dilakukan kebijakan serupa. Alumni WB diharapkan bisa mengikuti kejar paket A.
“Seterusnya, ada penuntasan buta aksara dan ada juga progam pasma (pasca melek aksara),” terangnya. Program bagi alumni Sukma atau Pasma ini, memberikan pendampingan pembelajaran alumni warga belajar (WB) selama dua semester.
Selama dua semester itu, para alumni WB itu seperti halnya sekolah sampai mengikuti ujian semester. Terakhir, harus mengikuti ujian komperehensif. “Kalau memang sudah lulus dan memenuhi standar setoran kompetensi. Maka, alumni Sukma itu ikut ujian nasional kejar paket A,” ungkapnya.
Sejauh ini dikatakan Priyo, dari 24 kecamatan di wilayah Kabupaten Probolinggo, ada tiga kecamatan yang sudah 100 persen tanpa buta aksara. Yaitu, Kecamatan Kraksaan, Pajarakan dan Sukapura. “Angka buta aksara ada di hampir semua kecamatan. Terutama, di Kecamatan Krucil 4.210 jiwa, Tiris 4.018 jiwa, Pakuniran 3.139 jiwa dan Bantaran 3.055 jiwa,” ungkapnya. (wan/Rid)