DKPP-APTI Monev Pembelian Tembakau Oleh Gudang

Penulis : Dimaz Akbar
Selasa 07 November 2017

Probolinggo,kraksaanonline.com - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten bersama Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo, Selasa (7/11/2017) melakukan silaturahim sekaligus monev (monitoring dan evaluasi) pembelian tembakau yang dilakukan oleh gudang tembakau selama tahun 2017.

Monev ini dilakukan di 4 (empat) gudang tembakau yang selama ini eksis melakukan pembelian tembakau masyarakat Kabupaten Probolinggo. Meliputi Jaya Abadi Kraksaan, AOI Paiton, Sadana Arif Nusa Paiton dan Bentoel Paiton.

Dalam monev ini turut serta Kepala DKPP Ahmad Hasyim Ashari, Ketua APTI Kabupaten Probolinggo Mudzakkir dan sejumlah pejabat DKPP. Di setiap kunjungannya di gudang tembakau, rombongan ini disambut langsung oleh pemilik gudang tembakau. Selain melakukan dialog seputar pembelian tembakau dan kendala yang dihadapi, rombongan ini juga melihat dari dekat aktifitas yang dilakukan karyawan gudang tembakau.

Kepala DKPP Kabupaten Probolinggo Ahmad Hasyim Ashari mengungkapkan kegiatan ini bertujuan untuk monev pembelian tembakau oleh pihak gudang selama tahun 2017. Disamping juga memastikan jumlah tembakau yang dibeli gudang, terkait dengan harga dan jumlah pembelian apakah sudah sesuai dengan rencana awal.

“Selain itu kami ingin mendapatkan masukan dari pihak gudang tembakau. Sekaligus kendala pembelian tembakau selama tahun 2017 yang dilakukan pihak gudang tembakau,” katanya.

Lebih lanjut Hasyim berpesan kepada para petani tembakau yang melakukan penjualan tembakau ke gudang betul-betul teliti dan melihat agar jangan sampai benda asing tercampur dengan tembakau, seperti plastik dan kertas.

“Walaupun tidak sengaja, namun dampak dari keberadaan benda asing di tembakau ini sangat luar biasa. Karena hal tersebut dapat merugikan pabrik dan akan berpengaruh pada proses pembelian berikutnya oleh gudang. Kami menghimbau supaya tembakau dibungkus bebas dari benda asing,” jelasnya.

Terkait dengan keberadaan mesin rajang, Hasyim menegaskan bahwa operatornya masih perlu mendapatkan pembinaan terkait dengan pengoperasian mesin rajang tembakau agar supaya hasil rajangannya lebih sempurna dan rata.

“Diharapkan kepada petani agar daun-daun yang tidak terpotong agar supaya dipilih dan tidak tercampur dengan daun tembakau. Sehingga kualitas tembakau yang dihasilkan juga cukup bagus,” terangnya.

Menurut Hasyim, harga tembakau tahun ini terbilang cukup tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Dari hasil kunjungan ini diketahui bahwa pembelian yang dilakukan pihak gudang harganya bervariasi berkisar antara Rp 28 ribu hingga Rp 43 ribu per kilogram,” tambahnya.

Hasyim menegaskan bahwa realisasi tanam tahun 2017 mencapai 7.000 hektar dari rencana areal tanam tembakau seluas 10.774 hektar. Jumlah ini terbilang turun dibandingkan dengan tahun 2016 yang realisasi tanamnya mencapai 8.000 hektar dengan rencana tanam yang sama. Hanya saja, produktivitas tahun ini tinggi hingga mencapai 1,8 ton per hektar.

“Waktu tanam tembakau hendaknya dilakukan mulai akhir Mei sampai dengan akhir Juni 2017 sehingga didapatkan mutu tembakau yang sangat bagus. Petani diharapkan pada saat tanam tembakau dilakukan yang tepat dan betul-betul menjadi perhatian. Jika melebihi ketentuan tersebut, maka kualitas tembakau yang dihasilkan akan turun. Biasanya gudang akan membeli tembakau yang ditanam sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan,” tegasnya.

Sementara Ketua APTI Kabupaten Probolinggo Mudzakkir mengatakan bahwa petani tembakau itu hendaknya bijak di tahun 2018 dan harus betul-betul bercocok tanam sesuai dengan harapan pabrikan.

“Ke depan saya berharap bagaimana gudang tembakau tetap lestari sampai anak cucu kita nanti. Karena budidaya tembakau di Kabupaten Probolinggo masih belum bisa ditandingi oleh komoditas lain sebagai upaya peningkatan ekonomi,” ungkapnya.

Sedangkan Arif Yulianto, staf di Gudang Sadana Arif Nusa Paiton menyampaikan ucapan terima masih kepada Pemerintah Daerah yang selama ini telah terbuka dalam memfasilitasi antara pabrik dengan petani tembakau.

“Perhatian yang diberikan oleh Pemerintah Daerah ini tentunya dapat menjaga stabilitas harga. Meskipun kondisi cuaca yang naik turun, kami tetap membeli tembakau petani. Hanya saja dalam pembelian masih ditemukan sejumlah benda di luar tembakau. Sehingga kami sangat hati-hati, khususnya plastik. Kalau Cuma masih berbahan organik masih dimaklumi, ” pungkasnya. (maz)

Subscribe to receive free email updates: