SUMBER - Wakil Bupati Probolinggo Drs HA Timbul Prihanjoko nampak berkaca – kaca saat menyaksikan langsung keseharian Melisa Diana Putri (8), siswi difabel yang sedang belajar di SDN 2 Tukul kecamatan Sumber, Jum’at (09/11/2018) pagi.
Bagaimana tidak, siswi cerdas yang bercita cita menjadi guru Matematika itu nampak tidak kesulitan dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas, meskipun segala aktifitas nya harus dilakukan dengan menggunakan kaki (cacat pada kedua belah tangan).
Kunjungan Wabup Probolinggo bersama beberapa OPD terkait ini, selain menyantuni keluarga Melisa, juga untuk meninjau secara langsung suasana dan proses Kegiatan Belajar Mengajar di salah satu pelaksana Program Pendidikan Inklusif di Kabupaten Probolinggo.
Wabup Joko sapaan akrab Wakil Bupati Probolinggo ini menjelaskan pendidikan Inklusif yang sudah berjalan selama tiga tahun di Kabupaten Probolinggo memang diperuntukkan bagi anak – anak yang berkebutuhan khusus dan ingin masuk ke sekolah reguler seperti SD, SMP SMA.
“Alhamdulillah, bagian dari program Pemerintah Daerah Probolinggo yaitu sekolah inklusif ini betul – betul terlaksana di sini. Terlihat suasana belajar dan teman – teman yang menyenangkan dan saling tenggang rasa terhadap adanya seorang Melisa diantara mereka,” kata Wabup Joko bangga.
Menyaksikan suasana kelas yang ternyata terlihat begitu normal meskipun ada seorang difabel diantaranya, Wabup Joko yakin bahwa program pendidikan Inklusif ini bisa untuk terus dikembangkan di Kabupaten Probolinggo. Pihaknya berharap meskipun di tempat terpencil, dengan adanya Program Pendidikan Inklusif segala kebutuhan pendidikan anak difabel bisa di penuhi dan tidak ada lagi yang tidak bersekolah.
“Seperti ananda Melisa, akan tidak mungkin bagi keluarganya yang tergolong keluarga Prasejahtera ini untuk menyekolahkannya di Sekolah Luar Biasa yang notabene hanya ada di kota,” tandasnya.
Sementara Dewi Korina Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo dalam kesempatan tersebut mengemukakan, bahwa Program Pendidikan Inklusif juga menjadi salah satu prioritas dalam program Nawa Hati Bupati Probolinggo kedepannya. Sementara ini di Kabupaten Probolinggo terdapat satu sekolah Inklusi di masing-masing kecamatan.
“Ibu Bupati sudah menetapkan target harus ada penambahan sejumlah seratus sekolah Inklusi untuk setiap tahunnya, jadi diharapkan lima tahun kedepan di Kabupaten Probolinggo sudah ada limaratus sekolah Inklusi yang melayani siswa berkebutuhan khusus,” kata Dewi Korina.
Untuk mendukung target tersebut kini pihaknya juga telah mempersiapkan adanya pelatihan dan bimbingan bagi guru pembimbing khusus di sekolah Inklusi, karena Jumlah guru pembimbing khusus tersebut masih sangat kurang khususnya untuk siswa autis, tuna wicara dan tuna grahita.
“Sudah kita data beberapa sekolah yang menjadi prioritas utama dan sudah kita anggarkan untuk pelatihan guru pembimbing khusus. karena saat ini untuk mencapai target tersebut minimal di satu sekolah ada satu guru pembimbing khususnya,” pungkasnya. (Trisianto)