PROBOLINGGO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar pemilihan Duta Kesehatan Remaja (DKR) tahun 2018 di ruang pertemuan Hotel dan Restoran Paseban Sena Probolinggo, Rabu hingga Minggu (7-11/11/2018).
Pemilihan DKR yang mengambil tema Remaja Berkualitas Akan Mewujudkan Keluarga yang Sehat ini diikuti oleh 66 orang peserta yang berasal dari 33 puskesmas se-Kabupaten Probolinggo. Dimana masing-masing puskesmas terdiri dari 2 orang (1 laki-laki dan 1 perempuan) dari sekolah tingkat SMA/MA di wilayah puskesmas.
Selama tahap pemilihan DKR para peserta ini mendapatkan materi dari narasumber lintas program Dinkes Kabupaten Probolinggo. Yakni, kebijakan kesehatan remaja, PHBS sekolah, kesehatan lingkungan sekolah dan jajanan sehat, penyakit menular dan tidak menular, penyalahgunaan obat dan Narkoba serta KIA dan GIZI remaja.
Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Shodiq Tjahjono melalui Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Sutilah mengatakan masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik fisik, psikologis maupun sosial.
“Remaja memiliki karakteristik yang khas, cenderung energetik, selalu ingin tahu, emosi yang tidak stabil, cenderung berontak dan mengukur segalanya dengan ukurannya sendiri dengan cara berpikirnya yang terkadang tidak logis. Hal ini sering menyebabkan adanya konflik dengan orang tua, guru maupun figur otoritas lainnya. Namun demikian tahap ini adalah tahap yang memang harus dilalui oleh remaja dalam mencari identitas dirinya,” katanya.
Menurut Sutilah, masalah kesehatan remaja mendapat perhatian penting dalam kesehatan masyarakat karena berpengaruh terhadap kehidupan masa depannya. Masalah kesehatan yang dihadapi remaja di Indonesia antara lain meningkatnya jumlah remaja dengan HIV AIDS, Infeksi Menular Seksual (IMS), Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) dan penyalahgunaan NAPZA.
“Saat ini remaja sering terjebak dalam kehidupan yang dapat membawa mereka dalam suatu keadaan yang berbahaya dalam bidang kesehatan reproduksi. Jumlah remaja yang terlibat dalam aktifitas seksual dari tahun ke tahun semakin bertambah. Selain itu pada masa remaja terjadi perubahan emosi serta remaja mulai tertarik kepada lawan jenisnya, terikat pada kelompok dan mencoba menarik perhatian lingkungannya,” jelasnya.
Sutilah menerangkan bahwa perilaku remaja banyak yang berubah seiring dengan perkembangan teknologi. Perubahan tersebut lebih cenderung ke arah hal yang negatif. Hal ini terjadi karena informasi yang terbatas dan emosi yang masih labil dan mereka sudah dihadapkan pada berbagai tuntutan arus globalisasi yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi.
“Kompleksitas permasalahan remaja perlu mendapat perhatian secara terus menerus baik dari pihak pemerintah, LSM, masyarakat maupun keluarga, guna menjamin kualitas generasi mendatang,” tegasnya.
Lebih lanjut Sutilah menjelaskan selain untuk memilih Duta Kesehatan Remaja tahun 2018, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan peran remaja terhadap kesehatan. “Serta memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang peran kader kesehatan sekaligus masalah-masalah kesehatan pada remaja,” pungkasnya. (Zidni Ilman)