JAKARTA, INFO BREAKING NEWS - Pemerintah kembali menunda pelaksanaan pembelajaran tatap muka Tahun ajaran baru 2021/2022 selama pelaksanaan PPKM di tujuh provinsi di Pulau Jawa-Bali dan 15 kabupaten/kota di luar Jawa-Bali.
Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) pun menganjurkan agar sekolah rutin melakukan asesmen secara berkala untuk memantau dampak pandemi pada siswa.
Analis Kebijakan Ahli Muda Direktorat SMA Ditjen PAUD Dikdasmen Kemendikbudristek, Junus Simangunsong mengatakan asesmen hendaknya dilakukan di semua kelas secara berkala untuk mendiagnosis kondisi kognitif dan nonkognitif siswa, sebagai dampak pembelajaran jarak jauh.
"Pemantauan tersebut bertujuan untuk memantau siswa yang paling berpotensi tertinggal. Asesmen nonkognitif ditujukan untuk mengukur aspek psikologi dan emosional anak, kesejahteraan psikologi dan sosial siswa, aktivitas selama belajar dari rumah, dan kondisi keluarga siswa," ujar Junus dalam wawancara virtual bersama Quipper di Jakarta, Kamis (30/7/2021).
Asesmen diagnostik kognitif sendiri bertujuan untuk menguji kompetensi dan capaian pembelajaran anak, mengidentifikasi capaian kompetensi peserta didik, hasil asesmen menjadi dasar pilihan strategi pembelajaran, dan memberikan remidial atau pelajaran tambahan untuk peserta yang paling tertinggal.
“Asesmen ini harus dilakukan secara berkala, agar sekolah dapat mengetahui kondisi siswa saat pandemi Covid-19,” terang dia.
Lebih lanjut, Junus mengakui bahwa belajar dari rumah memang memiliki dampak pada siswa. Mulai dari putus sekolah, penurunan capaian belajar, dan kekerasan pada anak dan risiko eksternal. Selain itu ada pula learning loss atau penurunan kompetensi siswa.
Oleh karenanya, pembelajaran ke depan pun akan dilakukan secara bauran atau kombinasi antara pendidikan jarak jauh dan tatap muka dengan harapan pembelajaran akan lebih menyenangkan dan kontekstual, yaitu berhubungan dengan kebutuhan murid dalam kehidupan.
Sementara itu, Business Strategy and Growth Senior Manager Quipper Indonesia, Ruth Ayu Hapsari, mengatakan pembelajaran tatap muka penting bagi siswa.
“Ke depan, kita bisa menentukan kompetensi dasar mana yang harus tatap muka dan mana yang daring,” tuturnya.
Ruth menyebut pihaknya siap membantu agar pembelajaran jarak jauh bisa lebih optimal dengan menghadirkan Learning Management System (LMS) yang mempermudah sistem pembelajaran yang terintegrasi di sekolah.
Layanan bernama Qupper School Premium (QSP) tersebut menawarkan sistem pembelajaran terintegrasi dan mudah digunakan melalui konten pembelajaran yang lengkap dan berkualitas.
Menurutnya, para pendidik juga dapat menerapkan pembelajaran bauran dan mendapatkan pendampingan penuh dalam pembuatan konten yang memiliki daya nalar tingkat tinggi dan perencanaan pembelajaran.
QSP mendukung guru dari mulai tahap persiapan, penerapan, hingga evaluasi penilaian hasil belajar.
Pada tahap persiapan, QSP menyediakan beberapa tes yang dapat diakses secara gratis diantaranya tes minat bakat, tes gaya belajar dan tes diagnostik untuk pemetaan minat serta kesiapan siswa dalam menyambut tahun ajaran mendatang. ***Deviane