Waspada Penipuan Obat Covid-19 di Online Shop


JAKARTA, INFO BREAKING NEWS - Pasangan suami istri asal Pasar Rebo, Jakarta Timur menjadi korban penipuan obat Covid-19 melalui aplikasi belanja online.

Pasangan berinisial YS dan T tersebut mengaku kejadian bermula pada Jumat (23/7/2021) lalu ketika orangtua keduanya yang berkategori lansia terdeteksi positif Covid-19 usai melakukan tes swab antigen. 


"Berdasarkan konsultasi saya dengan teman dokter, Bapak Ibu saya harus dikasih minum obat Oseltamivir. Itu katanya obat antivirus ya," tutur YS, Senin (26/7/2021).


YS dan T pun segera mencari obat tersebut namun tak kunjung ditemukan. Esoknya, YS pun mencari obat tersebut di salah satu aplikasi belanja online.


Berbekal layanan pesan teks di aplikasi tersebut, YS pun menghubungi sejumlah toko yang terdaftar menjual obat yang dibutuhkan.


 "Ada satu toko yang balas chat-nya cepat. Namanya Toko Apotek Nusantara 887. Saya nanya-nanya di sana, apakah obatnya ada, bisa dikirim segera atau enggak dan sebagainya," ujar YS. 


Admin toko tersebut kemudian meminta agar percakapan tidak lagi dilakukan melalui aplikasi itu. Ia meminta percakapan berpindah ke aplikasi WhatsApp. 


YS pun menaruh curiga. Sebab, setahu dia, percakapan di luar aplikasi merupakan pelanggaran kode etik berbelanja di platform belanja online.


Ia pun menolak permintaan admin tersebut dan sempat tak menanggapi pesan yang dikirim. Namun, karena bingung kemana lagi harus mencari obat itu, YS pun memutuskan untuk membelinya dari toko tersebut.


“Saya bingung harus cari di mana lagi obat itu. Si admin WA saya terus, nanya jadi beli atau enggak. Dia bilang akunnya sering jadi korban persaingan usaha toko lain. Makanya dia ngalihin chat ke WA, takut-takut kalau akunnya tiba-tiba dibekukan. Dalam keadaan bingung, saya beli lah di dia," papar YS.


Ia membeli satu strip obat antivirus oseltamivir dengan harga Rp 350.000 dengan ongkos kirim sebesar Rp 20.000. Jadi, total YS mengeluarkan uang Rp 370.000. 


Sejumlah uang tersebut ditransfer ke rekening salah satu bank swasta atas nama Nurul Nur Safika. "Satu jam, dua jam, tiga jam, saya tunggu, enggak datang-datang juga. Sampai sekarang obatnya enggak ada di saya," ujar YS.


YS pun langsung menghubungi nomor WA pelaku pada Sabtu sore namun pesan tak terkirim. 


T, suami YS, sempat menghubungi nomor WhatsApp pelaku dengan nomor berbeda. Anehnya, pelaku menjawab seperti biasa dengan waktu yang cepat. 


Melihat hal ini, keduanya lantas menyimpulkan bahwa mereka baru saja menjadi korban penipuan. 


"Bingung saya. Di masa sulit seperti sekarang ini, masih ada saja yang tega menipu begitu ya. Sekarang ya saya bingung mau gimana lagi," ungkap YS.


YS dan T masih mempertimbangkan apakah akan melaporkan peristiwa ini ke kepolisian atau tidak. Namun, keduanya berpesan kepada masyarakat agar tidak mudah tergiur pada penawaran obat yang murah dan cepat apabila dibeli di luar sistem yang disediakan di online shop. ***Deviane


Subscribe to receive free email updates: