Kasus Penyakit DBD Cenderung Turun

Penulis : Dimaz Akbar
Rabu 08 November 2017

Probolinggo,kraksaanonline.com - Hingga akhir Oktober 2017, angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Probolinggo sebanyak 230 kasus dan terjadi 5 kasus kematian akibat penyakit DBD. Jumlah ini menurun dratis dibandingkan dengan selama tahun 2016 yang mencapai 481 kasus dan 460 kasus pada tahun 2015.

Hal tersebut terungkap dalam kegiatan Mentoring Klinis Tata Laksana DBD yang digelar oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo, Selasa (7/11/2017). Kegiatan ini diikuti oleh dokter di 33 puskesmas, 2 (dua) RSUD dan 3 (tiga) RS swasta di Kabupaten Probolinggo.

Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Shodiq Tjahjono mengatakan Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Jumlah kasus DBD yang dilaporkan cenderung meningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas, katanya.

Menurut Shodiq, kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga dan berkurangnya usia harapan penduduk.

“Dampak ekonomi langsung pada penderita DBD adalah biaya pengobatan. Sedangkan dampak ekonomi tidak langsung adalah kehilangan waktu kerja, waktu sekolah dan biaya lain yang dikeluarkan selain untuk pengobatan seperti transportasi dan akomodasi selama perawatan penderita, ” jelasnya.

Sementara Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Liliek Ekowati mengungkapkan bahwa penyakit DBD sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah pasien serta semakin luas penyebarannya.

“Hal ini karena masih tersebarnya nyamuk Aedes Aegypti (penular penyakit DBD) di seluruh pelosok tanah air. Kecuali pada daerah dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut, ” ungkapnya.

Liliek menerangkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) terutama menyerang anak-anak. Namun dalam beberapa tahun terakhir cenderung semakin banyak dilaporkan kasus DBD pada orang dewasa. “Penyakit ini ditandai dengan panas tinggi mendadak disertai kebocoran plasma dan pendarahan. Dapat mengakibatkan kematian serta menimbulkan wabah,”  terangnya.

Sedangkan Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Dewi Veronica mengatakan untuk memberantas penyakit DBD ini diperlukan pembinaan peran serta masyarakat yang terus menerus dalam memberantas nyamuk penularnya dengan cara 3 M.

“Kegiatan 3 M ini meliputi menguras tempat penampungan air (TPA), menutup TPA dan mengubur/menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan. Cara pencegahan tersebut juga dikenal dengan istilah PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk),” ujarnya.

Menurut Dewi, upaya memotivasi masyarakat untuk melaksanakan 3M secara terus menerus telah dan akan dilakukan pemerintah melalui kerja sama lintas program dan lintas sektoral, termasuk tokoh masyarakat dan swasta.

“Namun demikian, penyakit ini masih terus endemis dan angka kesakitan cenderung meningkat di berbagai daerah. Oleh karena itu upaya untuk membatasi angka kematian penyakit ini sangatlah penting,” pungkasnya. (maz)

Subscribe to receive free email updates: